Kendi, NU Online | Senin, 01 Januari 2018 21:30
Pekalongan, NU Online
Mbah Tarjo, Banser senior dari Pekalongan Timur unjuk kebolehan lagi. Mbah Tarjo memperagakan keterampilannya dalam memegang rangkaian mercon yang jumlahnya puluhan.
Tak sekadar dipegang. Mercon itu disulut, dan terus menerus meledak di sekitarnya. Tentu saja tak seperti manusia kebanyakan yang mungkin langsung melepuh terkena letusan mercon. Mbah Tarjo tetap tenang memegang rangkaian mercon yang satu per satu meletus di sekitarnya.
Aksi itu Mbah Tarjo lakukan saat pembukaan Diklat Terpadu Dasar (DTD) Banser PAC GP Ansor Pekalongan Timur, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (29/12) lalu.
DTD berlangsung di Madrasah Aliyah Salfiyah Pekalongan selama tiga hari hingga Ahad (31/12). Peserta DTD mencapai 150 orang dengan perincian 13 perempuan dan 137 laki-laki.
Pada apel pembukaan Wali Kota Pekalongan, Saelany Mahfudz, membuka DTD secara resmi. Dalam sambutannya Wali Kota mengapresiasi PC GP Ansor Pekalongan Timur yang melaksanakan DTD, sehingga kaderisasi dalam tubuh Nahdlatul Ulama (NU) berlanjut.
Ia menekankan pentingnya mengabdi di NU dan akan mendapatkan keberkahan karenanya.
”Mengabdi di NU penuh keberkahan, sehingga jangan segan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh NU, khususnya GP Ansor,” kata Saelany.
Ia mengatakan pelaksanaan DTD diharapkan bisa menjaring kader-kader NU yang militan sehingga mampu menjadi penyangga berjalannya roda organisasi di tubuh GP Ansor, khusunya PAC GP Ansor Pekalongan Timur.
"Kader militan sangat dibutuhkan oleh NU demi berjalannya roda organisasi," tandas Saelany.
Diperlukan Kader Gila
Ribut Achwandi pemateri Keorganisasian juga berharap betul, DTD dapat memunculkan kader-kader yang bisa berbuat banyak untuk regenerasi GP Ansor.
“Butuh kader gila dalam mengurus organisasi, karena mengabdi di GP Ansor tidak ada uangnya, namun dituntut dengan loyalitas,” ujar dia.
Kata gila yang dimaksud Ribut adalah kader yang mempunyai keikhlasan yang kuat dalam menjalankan program-program organisasi.
Pada malam penutupan, peserta juga diberikan ijazah Asmaul Husna 99 oleh Banser Densus. Jika ijazah tersebut diamalkan, akan berguna untuk penjagaan diri saat menghadapi bahaya.(Red: Kendi Setiawan)