Khittah NU 1
Jangan ada yang kurang paham yang akhirnya menyalahkan para tokoh-tokoh kita.
Alhamdulillah pagi ini bisa sowan guru, KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim), di PP Sabilur Rosyad Malang.
Beliau cerita, bahwa beliau baru ditanya banyak wartawan soal khittah NU terkait Rois Aam PBNU menjadi Cawapres Pak Jokowi, apa tidak melanggar khittah?
Beliau jawab: TIDAK
Khittah NU 2
Melanggar khittah NU, kata beliau, klo Rois Aam atau pengurus NU berpolitik untuk kepentingan pribadi. Kalau untuk menyelamatkan dan demi kemaslahatan bangsa, maka berpolitik bagi pengurus NU itu menjadi utama, bahkan wajib.
Khittah itu norma, Tapi diatas norma ada KEMASLAHATAN.
Khittah NU 3
Kalau ada dua pasang calon, yang satu sholeh, yang lain tidak berakhlak (umpamanya), kemudian karna alasan khittah kiai DIAM saja, akhirnya pemimpin buruklah yang menang, maka "diam" itu kurang bijaksana.
Khittah itu menjaga NU tetap berada di garis perjuangan untuk kemaslahatan.
Khittah NU 4
Kiai Marzuki beri contoh: Kalau ada mahasiswa bersumpah tidak akan nikah sebelum sarjana, tapi ditengah kuliah kiainya mencarikan jodoh gadis solihah. Untuk kemaslahatan dan taat kepada guru, si mahasiswa kemudian menikah sebelum lulus. Tidak apa-apa, Melanggar sumpah bisa diganti kafarat.
Khittah NU 5
Kalau Anda supir, ketemu perempatan: lurus dilarang masuk (verboden), belok kiri jalan terus. Tapi arah belok kiri itu tiba-tiba ada pohon tumbang. Belok kiri wajib tapi resiko kecelakaan. Lurus dilarang tapi selamat. Tentu sopir yg bijak akan memilih lurus, kata Yai Marzuki
Khittah NU 6
Saya bertanya memastikan: Kalau demikian, saya harus mendukung dan memilih KH Ma'ruf Amin, Yai?
Yai Marzuki menjwb: Kalau Guru/Ulama sedang punya hajat, santri wajib mendukung dan menyumbang, diundang ataupun tidak.
Kalau tidak mendukung karena suatu alasan, ya sebaiknya diam saja.